Analsis Jurnal “Program Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa”
Analsis Jurnal “Program Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan
Percaya Diri Siswa”
A.
Permasalahan
Perbandingan antara guru BK dengan jumlah siswa
yang tidak seimbang, usia remaja yang memiliki sifat lebih percaya kepada teman
sebaya, kurangnya rasa percaya diri siswa.
B.
Teori
Rohayati, Iceu (2009: 30), mengemukakan hasil penelitian di SMA
Negeri 13 Bandung, masih ada siswa yang percaya dirinya masih kurang terutama
dalam mengikuti evaluasi belajar, hal ini dapat terlihat masih adanya perbuatan
menyontek, yang didorong oleh perilaku percaya diri yang kurang, sebab pada
dasarnya siswa dalam menghadapi ulangan telah mempersiapkan diri, tetapi pada
pelaksanannya mereka masih ada yang bertanya atau melihat pekerjaan temannya.
Begitu juga Soekarno, Nining D. (2009 : 20), menjelaskan bahwa kondisi siswa
mereka, kurang bersemangat dalam belajar, kurang percaya diri, dan hasil
belajarnya rendah.
C.
Hasil
Hasil studi pendahuluan menunjukan bahwa
percaya diri siswa berada pada kategori sedang. Upaya pelaksanaan bimbingan
teman sebaya selama ini belum terlaksana. Hasil validasi menunjukan program
bimbingan teman sebaya efektif meningkatkan percaya diri siswa.
Direkomendasikan agar dapat dilaksanakan disekolah menggunakan kelompok
pembanding dan ditambah instrumen eksternal Dalam kegiatan bimbingan teman
sebaya (peer guidance), akan terdapat interaksi dan muncul dinamika
kelompok yang akan membantu peserta didik untuk lebih terbuka dan menerima apa
yang telah disepakati oleh kelompok. Dalam bimbingan teman sebaya (peer
guidance), terdapat tahap-tahap yang dapat meningkatkan percaya diri siswa.
Pengalaman-pengalaman individu dari hasil berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan yang lebih luas akan menyebabkan perubahan yang positif pada diri
individu dan nantinya akan dapat meningkatkan percaya diri siswa. Selain dari
itu pada kegiatan bimbingan teman sebaya akan terjadi komunikasi antara
pemimpin dengan anggota kelompok atau antara angota dengan anggota kelompok
sehingga terjadi interaksi yang menimbulkan saling percaya untuk mengungkapkan
pendapat, ide-ide dari anggota kelompok yang menimbulkan pengalaman baru yang
dapat memperkuat keyakinan pada diri seseorang bahwa ia mampu. Hasil pengamatan
pada kegiatan ekstra kurikuler dilapangan terutama Gerakan Pramuka, PMR,
Paskibra, Irema (Ikatan Remaja Masjid), nampak adanya suatu kehidupan bimbingan
yang terjadi diantara teman sebaya, mereka saling membantu, memperhatikan,
menghargai, maju dan berkembang dengan jelas. Kalau kita amati diantara teman
sebaya ini terlihat adanya teman yang bertindak sebagai seorang pembimbing,
sedangkan yang lainnya sebagai yang dibimbing atau konseli. Berdasarkan
pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan teman sebaya (peer
guidance) dapat mempengaruhi percaya diri siswa, juga berbagai faktor, baik
itu faktor dari dalam individu itu sendiri, yang semuanya itu tidak lepas dari
proses pembelajaran, faktor dari luar individu itu sendiri seperti motivasi dan
dukungan dari orang lain serta bagaimana individu berusaha meningkatkan percaya
dirinya.
Sumber :
Rohayati, Iceu. 2011. Program
Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Edisi Khusus No 1,
Agustus. Bandung : UPI
Komentar
Posting Komentar