Analisis Permasalahan Psikologis Salah Satu Tokoh dalam Film The Last Samurai
“Analisis Permasalahan Psikologis Salah Satu Tokoh
dalam Film The Last Samurai”
Judul
film : The Last Samurai
Tokoh
yang dianalisis : Kapten Nathan Algren
(pejuang veteran)
a. Sinopsis
Film
the last samurai menceritakan tentang negara Jepang yang mulai terpengaruh
dengan modernisasi budaya Barat, hal ini berawal ketika Omura menghasut kaisar
Meiji untuk melenyapkan samurai (kekuatan militer pejuang Jepang) dengan wajib
militer seperti yang dilakukan negara di bagian barat. Omura menganggap bahwa
samurai terlalu kuno dan tidak dapat mengikuti perkembangan jaman.
Sebagai
langkah strategis, pemerintah menghadirkan Kapten Nathan Algren, veteran perang
Amerika Serikat yang sukses menghancurkan suku Indian. Kapten Algren dijanjikan
imbalan besar jika berhasil melenyapkan para samurai di negara Jepang. Singkat
cerita, Kapten Algren diperintahkan untuk melatih pasukan yang sebagian besar
adalah petani. Pasukan diajarkan teknik perang dengan menggunakan persenjataan
canggih.
Belum
lama melatih pasukan barunya, Kapten
Algren dihadapkan pada perlawanan yang dilakukan para samurai pimpinan
Katsumoto. Pasukan yang belum mahir terpaksa diturunkan untuk melawan samurai,
pertempuran terjadi di hutan belantara. Pasukan yang belum disiplin tampak
merasa panik dan tak tahu harus berbua apa. Kekalahan pasukan tak membuat
Kapten Algren menyerah begitu saja, ia terus melawan para samurai meski
terjatuh berkali-kali. Akhirnya setelah kehabisan tenga, Kapten Algren melemah
hingga Katsumoto memutuskan untuk membawa dan menawan Kapten.
Di
perkampungan para samurai, Kapten Algren dirawat dan diobati lukanya oleh Taka
(istri yang suaminya terbunuh oleh Kapten di medan perang). Kapten merasa kagum
karena Taka tidak membencinya sama sekali. Di perkampungan yang sederhana
tersebut Kapten Algren belajr banyak hal. Ternyata para samurai hidup dengan
penuh kedisiplinan danjauh dri kata kuno seperti yang dikatakan Omura. Kapten
akhirnya mulai belajar pedang, belajar Bahasa Jepadan pendiriannya mulai luntur
mengenai tugasnya untuk melenyapkan Samurai.
Kebiasaan
barunya diperkampungan samurai tak lantas membuat warga setempat langsung
percaya dan mengganggap Kapten Algren. Hingga pada suatu malam saat sebuah
pesta berlangsung dikampung samurai, Omura mengirimkan ninja untuk membunuh
Katsumoto, dalam peristiwa percobaan pembunuhan ini Kapten Algren akhinya
menyelamatkan Katsumoto dari percobaan pembunuhan.
Singkat
cerita, Kapen Algren kembali ketempat asalnya. Katsumoto mencoba mengingatkan
Kaisar meiji untuk mengurungkan niatnya menghapuskan samurai, karena Katsumoto merasa
samurai telah menjadi pejuang yang melindungi negara Jepang hingga sekarang.
Namun Katsumoto gagal karena tidak dapat mengurungkan niat kaisar. Katsumoto
akhirnya dikurung diruangan untuk nantinya melakukan bunuh diri.
Disisi
lain ternyata Kapten Algren dan puteranya merencanakan pembebasan Katsumoto.
Katsumoto akhirnya bebas namun harus kehilangan puteranya karena terbunuh dalam
aksi penyelamatan. Singkat cerita, Kapten dan Katsumoto menyiapkan pasukan dan
strategi perang untuk melawan para pasukan bersenjata modern. Strategi yang
disiapkan awalnya membuat pasukan samurai menang, namun karena kekurangan
jumlah pasukan yang sangat berbeda jauh, pasukan samurai satu-persatu akhirnya
erjatuhan dan menyisakan Katsumoto dan Kapten Algren. Dalam situasi yang
seperti ini Katsumoto menusukkan pedangnya pada dirinya sendiri. Para pejuang
yang tersisa bersimpuh sujud sebagai tanda penghormatan.
Di
akhir cerita, Kapten Algren menemui Kaisar Meiji dengan membawa samurai yang
digunakan Katsumoto ketika berperang. Kapten megingatkan kepada kaisar
bagaimana pentingnya pemimpin menghargai tradisi dan pengorbanan para leluhur.
Mendengar pesan tersebut, Kaisar seketika membatalkan perjanjiannya dengan
pihak Amerika Serikat saat itu juga.
b.
Analisis
Film action ini memperlihatkan sisi kehidupan
dari sebuah masyarakat yang saling memiliki perbedaan dengan kekuatan yang
berbeda. Tokoh Kapten Algren dapat kita analisis melalui pola penyesuaian diri.
Sebelum itu, kita akan bahas terlebih dahulu apa itu penyesuaian diri.
Menurut Kartono (2000), penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
Sehingga permusuhan, kemarahan, depresi, dan emosi negatif lain sebagai respon
pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis. Hariyadi, dkk (2003)
menyatakan penyesuaian diri adalah kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan atau dapat pula mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
atau keinginan diri sendiri.
Ali dan Asrori (2005) juga menyatakan bahwa penyesuaian diri
dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan
perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk
menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu
dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
Sebelumnya Scheneiders (dalam Yusuf, 2004), juga menjelaskan
penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan
perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi
ketegangan, frustasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan hubungan yang
harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana
dia hidup.
Hurlock (dalam Gunarsa, 2003) memberikan perumusan tentang
penyesuaian diri secara lebih umum, yaitu bilamana seseorang mampu menyesuaikan
diri terhadap orang lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia
memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan berarti ia diterima
oleh kelompok atau lingkungannya. Dengan perkataan lain, orang itu mampu
menyesuaikan sendiri dengan baik terhadap lingkungannya.
Berdasarkan teori diatas, pola penyesuaian yang dlakukan
Kapten Algren ketika berada di perkampungan samurai terlalu menggunakan
kemarahan. Emosi sang Kapten tidak mudah terkontrol. Kapten Algren yan awalnya
berniat membunuh samurai akhirnya terpengaruh oleh keadaan lingkungan di
kampung samura. Hal yang melatar belakagi terpengaruhnya psikologi kapten
adalah keadaan lingkungan di kampung samurai tersebut yang menurutnya begitu
nyaman dan sebelumnya ia belum pernah menemukan kedisiplinan yang seperti itu.
Dilatar
belakangi oleh pengalaman masa lalu yang buruk saat perang melawan India,
kapten Algren kali ini mengurugkan niatnya untuk menghancurkan samurai karena
kedamaian yang ia dapatkan saat diperkampungan samurai.
referensi
Kartono, Kartini & Gulo, Dali. (2000). Kamus Psikologi. Bandung: CV. Pionir.
Singgih D, Gunarsa. Psikologi Perkembangan. Jakarta ; BPK Gunung Mulia.
Syamsu Yusuf. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Komentar
Posting Komentar