Bias Budaya dalam proses konseling, Haruskah ada?

Bias Budaya dalam proses konseling, Haruskah ada?

Budaya-budaya yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup berbeda. Disamping itu budaya juga menentukan cara kita berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda dengan aturan dan norma masing-masing. Sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi dengan orang lain akan selalu diwarnai oleh budaya karena itukkita selalu berada pada budaya yang berbedaddengan orang lain. Seberapapun kecilnya perbedaan itu.

Jika perbedaan budaya tidak dipahami dalam setiap kehidupan dapat menimbulkan Resiko yang fatal setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar dan akan timbul perasaan yang tidak senang dan kesalahpahaman terutama dalam kegiatan konseling.

Dalam proses konselingk konselor maupun konseli membawa serta karakteristik psikologinya seperti kecerdasan, bakat, minat, sikap, motivasi dan kehendak. Contohnya seorang konselor yang menjalani pendidikan di luar negeri sebelum dia membuka praktik di Indonesia dia harus menyesuaikan diri terlebih dahulu terhadap budaya budaya pada tempat dia membuka praktik. Persoalan ini akan semester krusial apabila intervensi konselor tersebut menyangkut hal-hal yang berbeda pada domain yang sangat pribadi. Seperti keyakinan dan nilai-nilai yang selalu mendapatkan Tempat khusus dalam bidang konseling (Correy dan Calahan : 1984). Misalnya masih tetap diperdebatkan Sejauh manakah konselor dapat menyentuh keyakinan agama client terlebih lagi bila lemak lain berbeda dengan konselor. Bila konseling bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku dan pengembangan client ke arah tertentu, keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh klien. Sesungguhnya pada aspek-aspek yang bersifat teknis sekalipun persoalan serupa muncul apabila hal itu ditetapkan dalam konteks budaya yang berbeda-beda. Dalam hal ini teori-teori konseling yang telah dianggap dan diterima luas sekali pun tetap mengandung bias budaya. Jadi pad intinya bias budaya dalam proses konseling sangat berpengaruh terhadap keefektifan layanan bimbingan dan konseling. Lalu bagaimana cara menghadapinya? Konselor profesional harus mampu menghadapinya tanpa melibatkan klien sekalipun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FORMAT LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Teknik rapport dalam konseling

KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN REALITAS