Gaya Belajar


Proses pendidikan disekolah dalam hal ini mengemukakan bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergatung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan suatu aktivitas perubahan manusia untuk menjadi suatu yang lebih dari sebelumnya. Namun, kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama yang dimaksud gaya belajar.

Gaya belajar atau learning style adalah cara yang konsisten  yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal  dalam Nasution (2013:94). Sementara itu, menurut  Mulyono (2012 :226-228) mengatakan bahwa setiap individu memunyai gaya belajar yang berbeda. Tidak semua orang mengikuti cara yang sama. Masing-masing menunjukkan perbedaan, namun para  peneliti dapat menggolong-golongkannya. Gaya belajar  berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang dipengaruhi oleh pembawaan, pengalaman, pendidikan, dan riwayat perkembangannya..

Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaanyang menyangkut pelajaran tersebut.

Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya,sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.

Dari beberapa perbedaan tersebut, munculah beberapa kemungkinan negative mengenai materi yang telah disampaikan. Murid yang senang dengan metode belajar yang digunakan guru akan lebih memahami dan mengerti dibandingkan dengan murid yang tidak senang dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga pelajaran yang disampaikan tidak mampu tersampaikan pada murid secara optimal.

Perbedaan metode atau kecendrungan kesenangan dalam belajar memang tugas yang sangat sulit untuk mengatasinya terutama bagi guru mata pelajaran. Namun, terlepas dari itu semua banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyampaian materi yang kurang optimal. Diantaranya, guru mata pelajaran dapat membuat program study club yang didalamnya terdapat ulangan atau review materi dengan metode yang berbeda-beda sesuai dengan kecenderungan belajar yang dimiliki siswa yang nantinya akan di kelompokkan berdasarkan gaya belajar siswa masing-masing.

Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapi olehsetiap orang. Maka dari itu banyak ahli-ahli membahas dan menghasilkan berbagai teori tentang belajar. Dalam hal ini tidak dipertentangkan kebanaran setiap teori yang dihasilkan, tetapi yang lebih penting adalah pemakaian teori-teori itu dalam praktek kehidupan yang paling cocok dengan situasi dalam proses pembelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FORMAT LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Teknik rapport dalam konseling

KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN REALITAS