konseling client center

Konseling menurut Prayitno dan Erman (dalam Suranata & Sedanayasa, 2010:21) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (di sebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (di sebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang di hadapi oleh konseli. Sedangkan konseling kelompok sendiri samaarti dan maksud tujuannya dengan pengertian konseling sebelumnya namun yang membedakannya yaitu jumlah individu yang ikut serta dalam konseling itu sendiridimanadalam konseling kelompok akan terdapat  bebrapa orang akan melakukan konseling dengan bersama-sama dan membahas tema umum yang sama namun dengan masalah individu masing-masing sehingga nantinya dalam konseling kelompok ini akan terdapat interaksisetiapindividu yang terlibat, individu dapat menceritakan masalahnya yang kemudian teman-temannya dapat mendengarkan dan membantunya dengan memberitanggapanbegitupun seterusnya. Maka dari itu konseling kelompok sangat baik bagi individu yang takutatau kurang nyaman jika melakukan konseling individual dengan konselor saja ia membutuhkan suasana yang nyaman yaitu banyak orang yang melakukan konseling bersama.

Setelah kita paham mengenai konseling kelompok kita akan membahas salah satu teori konseling yang dapat dilakukan dalam konseling kelompok. Dan teori yang kita angkat adalah teori konseling dengan pendekatan konseling client centered. Client centered menurut Pieter & Lubis (2010:279) adalah pendekatan konseling yang menekankan fungsi dan peran klien dalam menjelaskan masalah, merefleksi diri, atau perasaan. Terapis mendengarkan secara aktif dari apa yang disampaikan klien. Penerapan konseling ini ditunjukkan pada klient agar mengambil sikap aktif dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah.

Teori ini kita memfokuskan pada setiap individu danmemberikan tanggung jawab pada setiap individu untuk menemukan cara yang dapat mengatasi masalahnya sendiri dengan bantuan pendapat dan bantuan yang didapatkannya dalamkonseling kelompok, adapun bantuan yang di berikan teman-temannyadalamkonsleing hanya sebatas memberikan pendapat serta memberikan solusi sedangkan keputusan memcahkan masalahnya sendiri tetap di berikan pada dirinya karena dirinya yang paling mengetahui dirinya sendiri, dan bagaimana ia menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya sendiri. Jadi dapat disimpulkan konseling client centered merupakan suatu pemberian bantuan kepada konseli untuk memahami diri dan mengambil keputusan sendiri walau bentuknya dapat konseling kelompok. Serta dalam konseling client centered ini, di butuhkan keaktifan seluruh individu yang ada dalam konseling kelompok  di sebabkan dalam mendapatkan solusi tetap di tanggung jawabkan oleh sendiri danmenjadiindivisu yang lebih mandiri, konselor hanya kenselor hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan berjalannya konseling kelompok agar setiap konseli yang ada dalam konseling kelompok  bisa mengambil keputusannya sendiri. Dan setiap konseli pun harus memiliki beberapa sikap dalam mengikuti konseling kelompok ini yaitu menjadi pendengar yang baik serta sensitif, mampu membrikan dukunagn bagi konseli yang lain, mengungkapkan pengalaman dan pendapat dengan baik dan sopan dan terakhir mampu menyesuaikan diri yang baik  dengan konseli lain dan konselor.

Upaya pertama dalam proses konseling ialah membina hubungan. Konseling yang kita ketahui ialah bentuk khusus dari komunikasi interpersonal, yang artinya di dalamnya terdapat kaidah-kaidah yang sama dengan komunikasi. Salah satunya yaitu rapport dengan konseli yang artinya membuat suatu iklim psikologis yang positif, yang mengandung kehangatan dan penerimaan yang membuat konseli tidak merasa takut dan terancam saat berhadapan dengan konselor atau pun dengan konseli yang satu kelompok dengannya dan terakhir kita pun sebgai konselor sangat penting menggunakan komunikasi yang baik dengan para konseli meupun secraa verbal dan nonverbal. Untuk mewujudkan upaya tersebut kita dapat meyakinkan seluruh konseli yang ada dalam konseling kelompok dengan cara memberikan kepercayaan melalui memberikan tingkah laku yang baik dan membuat konseli tidak merasa kaku justru kita sebagai konselor walau hanya menjadi fasilitator dalam konseling kelompok ini kita harus lebih membuat suasana konseling menjadi nyaman dan hingga tidak terlihat kesenjangan antar konseli lainya, serta upaya yang akan lebih mewujudkan konseling kelompok lebih efektif dan menyeluruh yaitu kita sebgai konselor dilarang untuk membanding-bandingkan setiap konseli seperti konseli yang pintar di biarkan untuk berpendapat namun yang harus kita lakukan adalah mengawasi dan membuat setuasi yang kurang efektif menjadi efektif kembali hingga akhir konseling kelompokan mendapatkan hasil yang optimal. Dalam mencairkan suasana pun kita dapat menggunakan humor ataupun permainan di sela-sela konseling agar konseli tidak merasa takut dan berani mengungkapkan masalahnya dan setiap konselin dapat berekspersi secara bebas, serta mengkomunikasikan kepada konseli yang lain tentang pesan-pesan tertentu untuk memperkuat rasa empati, serta berbicara sejujurnya. Dan sifat yang harusdimiliki konselor yaitu menjadi seorang pendengar yang sabar dan peka, yang menyakinkan konseli dia diterima dan dipahami, dan terakhir yang perlu diingat juga oleh konselor yaitu beranggapan bahwa setaiap individu tersebut hidup dan di pengaruhi oleh kondisi kelompok yang dapat mempengaruhi mengaktualisasikan diri.
Adapun jika kita menstruktur rencana konseling kelompok ini kita dapat melihat tahap konseling berpusat pada person yang disampaikan Boy dan Pine (1981) jika dilihat dari apa yang dilakukan konselor dapat di buat dua tahap.
Membangun hubungan terapeutik, menciptakan kondisi fasilitatif dan hubungan yang subtantif seperti empati, kejujuran, ketulusan, penghargaan dan positif jtanpa syarat.
Kelanjutan yang disesuaikan dengan efektifitas hubungan disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Langkah-langkah pelaksanaan konseling kelompok menurut Prayitno diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu:

Tahap awal yaitu pembentukan, dalam tahap ini merupakan awal membentuk individu menjadi sebuah kelompok yang mengembangkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dan untuk tahap ini terdapat langkahh-langkah untuk menjadaptkan tujuan tersebut, yaitu :
  1. Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kesediaan anggota kelompok melaksanakan kegiatan.
  2. Berdoa bersama, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  3. Memperkenalkan diri secara terbuka.
  4. Menjelaskan pengertian konseling kelompok
  5. Menjelaskan tujuan konseling kelompok.
  6. Menjelaskan asas-asas konseling kelompok, yaitu asas kerahasiaan, kenormatifan, kerahasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan.
  7. Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok.
  8. Mengucapkan janji kerahasiaan.
  9. Melakukan kesepakatan waktu berama-sama dengan anggota kelompok.
  10. Melakukan permainan.


Tahap peralihan, yaitu tahapan mengalihkan dari kegiatan yang di lakukan dalam tahap awal kepada tahap yang lebih pada kegiatan yang terarah dan terperinci jelas untuk mencapai tujuan. Adapun dalam tahap ini terdapat langkah-langkah di dalamnya, yaitu :
  1. Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok.
  2. Tanya jawab kesiapan anggota kelompok.
  3. Mengenali suasana anggota kelompok.
  4. Menjelaskan batasan masalah.


Tahap kegiatan, tahap ini dapat disebut sebagai tahap inti yang di dalamnya membahas dan memecahkan  masalah pribadi anggota kelompok. Yang dilakukan dalam tahap ini diantaranya:
  1. Memberikan contoh masalah pribadi kepada anggota kelompok.
  2. Mempersilahkan  anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi masing-masing.
  3. Membahas masalah yang terpilih.
  4. Melakukan selingan.
  5. Penyimpulan.

Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir dalam konseling ini dimana dalam tahap ini kita melihat dan menjelaskan apa saja hasil yang kita dapatkan selama berlangsungnya konseling tersebut, yang di dilakukan pada tahap ini adalah
  1. Menjelaskan kepada anggota kelompok bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri.
  2. Menanyakan tentang harapan anggota apakah sudah tercapai atau belum.
  3. Meminta anggota mengungkapkan kesan dan pesan.
  4. Penilaian segera (UCA).
  5. Pembahasan kegiatan lanjutan.
  6. Mengucapan terima kasih.
  7. Memimpin doa.
  8. Perpisahan dengan anggota kelompok.


Untuk langkah-langkah sendiri sebenarnya sama dengan langkah konseling kelompok namun diingatkan kembali yang membedakannya yaitu dari pengambilan hasil konseling yang hampir sepenuhnyadi berikan pada setiap konseli, focus utama adalah kemampuan individu memecahkan masalah bukan terpecahnya masalah, lebih mengutamakan sasaran perasaan dari pada intelek, emosional terjadi dalam hubungan konseling,  proses  metode ini sebagai menyamakan diri dengan keadaan dan pengalaman diri yang sesungguhnya, konseli memegang peranan aktif dalam konseling sedangkan konselor bersifat pasif (fasilitator) dan terakhir yaitu dapat membentuk sifat mandiri pada konseli.

Persoalan atau masalah  yang dapat kita bahas bersama dengan yaitu masalah ynag menimbulkan konflik dan pertentangan dalam gambaran dirinya sendiri, atau dapat kita simpulkan bahwa masalah yang dibahas ialah maasalah ynag menanyakan siapa diri kita sebenarnya, mengapa terjadinya konflik, apa yang salah dengan saya, dan bagaimana seharusnya saya bertindak. Konseli yang melakukan metode ini umumnya konseli yang tidak tahu letak masalahnya ia merasa benar.
Contoh konseling kelompok dengan menggunakan metode konseling client centered yaitu masalah ataukonflik yang di sebabkan oleh keluarga. Banyak sekali penybab mengapa terjadinya konflik antaradiri kita dengan keluarga, keluarga disini bisa seluruhnya atau hanya seseorang yang ada dalam keluarga. Seperti untuk konseli 1 ia memiliki permasalah dengan adiknya yang selalu menggangu ia walau ia merasa tidak pernah mengganggu adiknya, konseli 2 memiliki masalah dengan ibunya yang sulit memberikan uang walaupun sudah sering berusaha dan menunjukan bahwa ia sangat membutukan, konsel 3 ia memiliki konflik dengan ayahnya yang jarang pulang kerumah sehingga membuat keadaan dirumahnya kurang nyaman bahkan menggangu ekonomi keluargany,dan terakhir konseli 4 yang mendapatkan masalah di karena perbedaan pendapat antara kedua orang tuanya yang ingin menjadikannya sebagai walau sebenarnya ia dan orang tuanya tahu bahwa dirinya sangat baik dalam seni.

Setelah pemaparan masalah yang dihadapin oleh semua anggota konseling kelompok , nanti baru kita pilih permasalahan yang sepertinya sangat serius dan harus di tangani. Jika misalnya mereka sudah mengurutkannya maka baru kemudian bahas bersama-sama dengan di awali urutan masalah yang serius dahulu. Misalnya mereka memilih masalah no 3 dimana menurut mereka masalah konseli no 3 sangatlah serius dan harus ditangani sebab dapat mengaggu dengan masa depannya serta keluargaya, bisa saja jika di biarkan maka ayahnya akan menjadi-jadi dan pergi melantarkan keluarganya oleh karena itu harus ada pencegahan serta perbaikan sekaligus seperti berusaha menyadarkan ayahnya dengan baik, atau mulai mencari pekerjaan untuk menompang perekonomian keluarganya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FORMAT LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Teknik rapport dalam konseling

KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN REALITAS