Profesi

Kembangkan Potensi pada Tempatnya

Seorang mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan tentunya akan menjadi seorang pendidik di kemudian hari. Seorang pendidik yang hanya mengedepankan nilai kognitif pada siswanya tidak akan mendapat apa-apa selain kejayaan nama baik atas prestasinya, oleh karena itu, menjadi seorang pendidik perlu kode etik yang nantinya akan menjadi acuan dalam membentuk generasi muda yang berkarakter. Kode etik tersebut bukan hanya berbatas pada interaksi guru dengan siswa saja, akan tetapi juga berlaku pada interaksi guru terhadap lingkungan, masyarakat dsb.
Selama satu semester saya belajar mengenai etika profesi dan tenaga kependidikan, saya menyadari bahwa menjadi seorang pendidik bukan suatu hal yang mudah, harus ada suatu tekad untuk menjadi panutan yang patut digugu dan ditiru, seorang guru professional yang dapat membentuk generasi professional, seorang guru yang professional baik di bidangnya maupun diluar bidangnya, seorang guru yang mempunyai visi jelas untuk membangun karakter bangsa.
Pada hakikatnya, jika kamu ingin menjadi seorang pendidik tidak berbatas hanya menjadi seorang guru saja. Lebih dari itu, pendidik memiliki kekuasaan lebih jika memang ingin lebih. Salah satunya adalah dengan membangun sekolah sendiri dan memiliki program kerja yang sesuai dengan visi yang sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Saya memiliki visi ingin membangun sekolah yang tidak monoton dan membosankan bagi para siswanya. Berkaca pada sekolah alam yang dapat menyegarkan pandangan dan membuat rileks siswa saat belajar, maka saya ingin membuat sekolah yang berbasiskan alam dan memiliki kelas khusus yang dipisahkan berdasarkan gaya belajarnya masing-masing.
Setiap siswa yang mendaftar di sekolah basis alam tersebut melakukan tes masuk dengan mengisi berbagai tipe soal dan tipe tes masuk mulai dari visual, auditori, kinestetik, dan audiovisual. Dari hasil tes tersebut itulah dapat ditentukan ke kelas mana siswa tersebut akan masuk dan memulai belajarnya masing-masing dengan gaya yang disukainya sehingga materi pelajaran dapat diserap dan dimengerti dengan baik oleh siswa tersebut. Siswa tersebut akan belajar dengan teman-temannya yang sama gaya belajarnya sehingga akan memudahkan guru dalam membimbing siswa karena suasana kelas yang homogen. Selain itu, akan ada perekrutan guru yang berkompeten di bidangnya sesuai gaya belajar tiap kelas. Guru tersebut akan menjadi wali kelas dan memonitori proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan cerdas dan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda mulai dari kecerdasan interpersonal, intrapersonal, dan lain sebagainya yang akan berkembang seiring bagaimana lingkungan membawanya. Maka diperlukan guru yang ahli di bidang tersebut untuk melihat potensi yang dimilki tiap siswa di sekolah basis alam tersebut sehingga sekolah tersebut dapat menghasilkan siswa yang tidak terpacu pada satu bidang keahlian saja, akan tetapi berbagai bidang keahlian yang telah diasah dengan baik di sekolah basis alam ini.
Diluar itu semua, nilai afektif tetap ditonjolkan demi menghasilkan generasi yang bukan hanya cerdas secara IQ, tetapi juga cerdas secara emosional (EQ) dan spiritual (SQ). sehingga kecerdasan siswa dapat seimbang dan proses belajar mengajar pun akan berjalan dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FORMAT LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Teknik rapport dalam konseling

KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN REALITAS